Ingatkah kawan ketika kita masih SD dulu permainan apa yang sangat digemari saat kita kecil ? apakah itu petak umpet, benteng-bentengan, kucing lempar atau lainnya ? begitu indah saat saat dulu kita. Sekarang coba tengok dimanakah permainan tersebut berada ? sudah sangat jarang sekali anak anak sekarang memainkannya. Yuups seiring dengan perkembangan zaman semua tergantikan dengan permainan permainan yang superrr canggih seperti komputer, tablet, ps dan kawan kawannya.
kalau dipikir pikir kenapa yah anak sekarang sudah jarang yang memainkan permainan tersebut ? mungkin sepintas menurut anda terlihat tidak begitu mengkhawatirkan dan mungkin menurut sebagian orang tua merasa tenang karna anaknya tak lagi bermain diluar yang mungkin berbahaya dan kotor.
Namun jelas tidak. Dengan membiarkan anak anak tenggelam dalam permainan yang berbau teknologi tsb akan merusak mentall dan perkembangan jiwa mereka. Sehingga akan tumbuh menjadi seorang yang egois serta indiviualis dan enggan bekerja keras karena dalam pikirnya sudah terprogram hal hal yang praktis.
Masih ingatkah dengan kasus pencurian motor oleh sekelompok anak remaja hanya karena apa ?? ia mencuri demi dapat bermain game online Point Blank. Sungguh memalukan bagi kita bangsa indonesia.
Sedangkan dalam permainan tradisional secara tidak langsung akan mengajari mereka untuk lebih berfikir kreatif, hidup bersosialisasi, mengajarkan kekompakan dan melatih fisik seperti halnya olahraga.
Kali ini Zona Inovatif akan mengulas sedikit permainan permainan tradisional yang menjadi budaya kita yang hampir hilang ditelan jaman. Apa aja sihh ?? yuk kita simak
1. Congklak
Congklak adalah permainan yang dimainkan oleh 2 orang yang biasanya perempuan. Alat yang dignakan terbuat dari kayu atau plastik berbeuntuk mirip perahu dengan panjang sekitar 75 cm dan lebar 15 cm. Pada kedua ujungnya terdapat lubang yang disebut induk. Diantara keduanya terdapat lubang yang lebih kecil dari induknya berdiameter kira-kira 5 cm. Setiap deret berjumlah 7 buah lubang. Pada setiap lubang kecil tersebut diisi dengan kerang atau biji-bijian sebanyak 7 buah, kalo aku sih pake biji sawo kecik.
Cara bermainnya : mengambil biji-bijian yang ada di lubang bagian sisi milik kita kemudian mengisi biji-bijian tersebut satu persatu ke lubang yang dilalui termasuk lubang induk milik kita (lubang induk sebelah kiri) kecuali lubang induk milik lawan, jika biji terakhir jatuh di lubang yang terdapat biji-bijian lain maka bijian tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Begitu seterusnya sampai biji terakhir jatuh kelubang yang kosong. Jika biji terakhir tadi jatuh pada lubang yang kosong maka giliran pemain lawan yang melakukan permainan. Permainan ini berakhir jika biji-bijian yang terdapat di lubang yang kecil telah habis dikumpulkan. Pemenangnya adalah anak yang paling banyak mengumpulkan biji-bijian ke lubang induk miliknya. Permainan ini merupakan sarana untuk mengatur strategi dan kecermatan.
2. BENTENG – BENTENGAN
Permainan terdiri dari 2 kelompok, inti dari permainan ini adalah banyak2an siapa yang berhasil menduduki benteng lawan (dengan simbolnya menyentuh benteng lawan). Setiap tim menjaga bentengnya (bentuk dan bendanya terserah, biasanya tiang listrik, pohon, tembok, dll) sekaligus menyerang benteng lawan. Setiap penyerang yang sudah jauh meninggalkan bentengnya, akan bisa ditangkap oleh penjaga, dan jika tertangkap penyerang akan menjadi tawanan. Dan harus di selamatkan oleh kawannya untuk bisa bermain lagi. kelompok yang berhasil lebih banyak mendudukin benteng lawan, itu lah yang menang.
3. LOMPAT TALI/KARET
4. Galah panjang
Galah panjang adalah sejenis permainan tradisional yang dimainkan di atas gelanggang yang dilakar di atas tanah kosong. Gelanggang yang dibuat mengandungi 2 lajur dan beberapa baris bergantung kepada bilangan pemain. Gelanggang galah panjang dibuat mengikut bilangan pemain yang bermain galah panjang. Contohnya jika pemain ada 10 orang, gelanggang yang dibuat mengandungi 4 baris. Jika bilangan pemain sebanyak lapan orang, gelanggang galah pnjang mengandungi 3 baris. Permainan ini melibatkan kepakaran seorang ketua atau ibu untuk mengawal gerakan anak buah bagi pihak yang mengawal gelanggang. Manakala kecekapan dan kepantasan teruji kepada pihak yang menempuh gelanggang. Jika pihak menempuh gelanggang mempunyai kebijaksanaan menempuh gelanggang, maka mereka boleh menang dengan mudah.
Sebenarnya masih banyak permainan tradisional yang lain. Namun dikarenakan keterbatasan waktu dan tulisan saya tidak dapat menyebutkannya satu satu. Tugas kita hari ini adalah menghidupkan kembali permainan tersebut jangan sampai punah yah kawan karna permainan itulah warisan dari leluhur kita Indonesia :)
Ayo semangat tuk menghidupkan kembali permainan tradisional yah kawann \(^o^)/
#Pustaka : www.wikipedia.org
0 comments :
Post a Comment